SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Selamat datang di Blog Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Purwokerto

Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang sudah tidak dapat dibendung lagi, teknologi ini khususnya teknologi internet sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia.

Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Purwokerto sebagai salah satu rumah sakit di Indonesia juga merasakan hal yang sama, oleh karena itu dengan adanya blog ini diharapkan komunikasi dan informasi dari dan antar rumah sakit YAKKUM dan masyarakat umum akan semakin cepat, tepat dan akurat.

Kami menyadari bahwa blog ini masih harus terus diperbaiki dan disempurnakan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kemajuan bersama.

Terima kasih, selamat bergabung dengan kami.....

Rabu, 02 Juni 2010

SEJARAH RSU SINAR KASIH



Bermula dari sebuah gagasan yang muncul dalam rapat Majelis Gereja Kristen Indonesia Purwokerto pada tanggal 17 Juni 1965, dimana dalam konteks pelayanan diakonia gereja dirasakan perlu adanya sebuah poliklinik yang mampu memberikan pelayanan kesehatan terhadap warga gereja beserta keluarganya. Untuk lokasinya diusulkan dibangun di sebelah utara gereja
Majelis Gereja menyetujui gagasan tersebut, dan pada rapat tanggal 26 Agustus 1965 membentuk panitia pembangunan poliklinik dengan susunan sebagai berikut :
  1. Ketua : Tan Oen Hong 
  2. Ketua II : Ny. Tan Tjoe Djan 
  3. Penulis : Siauw Giok Gwat
  4. Bendahara : Ny. Tan Lian Hoo 
  5. Anggota : Ny. Loe Kian Kie - Ny. Liem Hong Hie - Ny. The Han Key - The Han Hey - Ong Tian Wie
Dengan penuh semangat panitia pembangunan poliklinik segera melaksanakan tugasnya dengan mendapat dukungan serta bekerjasama dengan KWGKI. Akhirnya dalam waktu yang relatif tidak lama, bangunan untuk poliklinik dapat terwujud.
Tanggal 22 Maret 1966 poliklinik yang bersifat pelayanan intern dibuka dan memulaii dengan kegiatan  pelayanannya. Setelah 55 hari poliklinik melaksanakan kegiatan pelayanan hanya untuk warga sendiri, melalui berbagai pertimbangan, akhirnya pada tanggal 16 Mei 1966 poliklinik ditingkatkan menjadi untuk umum dengan nama Sinar Kasih. Tanggal tersebut kemudian diabadikan menjadi tanggal hari jadi Sinar Kasih.
Dengan fasilitas yang masih serba terbatas, poliklinik Sinar Kasih dipimpin oleh dr. Liem Ing Hien eksis di tengah-tengah gereja dan masyarakat sekitarnya. Dokter Iem Ing Hien dibantu oleh dr. Ny. Iem Ing Hien dan dr. Liem Swie Liong serta dr. Liem Hok Hien.
Pada awal Juni 1967 dengan melihat kenyataan yang ada bahwa kunjungan pasien senantiasa meningkat, Komisi Poliklinik GKI Purwokerto merasa perlu agar poliklinik dikelola oleh lembaga yang profesional dalam bidangnya, yaitu YAKKUM (Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum).
Gagasan positif dan antisipatif itu disampaikan kepada Majelis Gereja, dan disetujui untuk masuk YAKKUM dengan beberapa persyaratan. Untuk maksud tersebut , segera diadakan kontak dengan pengurus YAKKUM Pusat, dan menghasilkan jawaban bahwa pada prinsipnya YAKKUM Pusat dapat menerima Sinar Kasih masuk ke dalam jajaran YAKKUM apabila permohonannya tanpa embel-embel persyaratan tertentu.
Melalui berbagai pertimbangan dan pergumulan, pada akhirnya Komisi Poliklinik Sinar Kasih bersama Majelis GKI Purwokerto, mengambil suatu keputusan bersama, bahwa tetap memohon Sinar Kasih dapat diterima masuk jajaran YAKKUM dengan menghapus embel-embel persyaratan yang semula diajukan.
Secara resmi pada akhir tahun 1968 Sinar Kasih masuk YAKKUM, dengan pimpinan unit kerja saat itu dipercayakan kepada dr. Liem Hian Tie. Pada tanggal 7 November  1968 beliau meninggal dunia, kemudian digantikan oleh dr. Seno Kirana sampai tahun 1972. Kemudian karena dr. Seno Kirana pindah ke Semarang, maka digantikan oleh dr. Isdiarto Hidayat yang memimpin Sinar Kasih hingga tahun 1976. Setelah itu, karena kepindahannya ke Semarang dr. Isdiarto Hidayat digantikan oleh dr. Andreas W Natari yang berstatus sebagai dokter YAKKUM sejak tanggal 1 Januari 1977.
Sehubungan dengan lokasi Poliklinik yang hanya menempati sebuah bangunan kecil di samping gedung GKI Purwokerto (sekarang GKI Gatot Soebroto) dengan lahan yang sangat sempit dan tidak memungkinkan untuk perluasan, maka oleh pengurus YAKKUM  Pusat diangkat sebuah panitia pembangunan untuk menjajagi kemungkinan mendapatkan lahan baru yang lebih luas dan melaksanakan pembangunan sebuah unit kerja yang tepat.
Setelah dikonsultasikan dengan Dinas Tata Kota dan Kepala DKK waktu itu, panitia berhasil mendapatkan lokasi baru di tempat yang sekarang ini bernama jalan Martadireja II, sebagaimana mestinya.
Dengan semangat yang tinggi, pembangunan segera dimulai dengan berkat Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 3 November 1980 unit baru tersebut dapat mulai digunakan. Namun unit lama yang berada di jalan Gatot Soebroto masih tetap melayani, sehingga praktis saat ini  pelayanan dilakukan di dua lokasi. Hal ini berjalan selama kurang lebih 5 tahun, karena baru pada tanggal 1 November 1985 pelayanan di unit kerja lama resmi ditutup.
Seluruh aktifitas pelayanan dikonsentrasikan di Unit Kerja yang baru, yang saat itu hanya berupa pelayanan Polklinik Umum, Klinik KB, Apotik dan Poliklinik Gigi. Tuhan memberkati, sehingga pada tahun 1987 Sinar Kasih berhasil membeli sebidang tanah di sebelah Unit Kerja, yang direncanakan untuk peningkatan menjadi Rumah Sakit Type D.
Dengan bantuan dan kerja sama dengan Rumah Sakit Emanuel Klampok, pada tanggal 1 Maret 1988 Sinar Kasih berhasil menambah jenis pelayanannya dengan membuka pelayanan Laboratorium.
Pelayanan berjalan terus seiring dengan perjalanan waktu dan berkat bimbingan Tuhan. Berturut-turut dari periode ke periode Sinar Kasih dipimpin oleh dr. Andreas W Natari hingga tanggal 1 Februari 1995.
Karena dr. Andreas W Natari tidak bersedia lagi diangkat sebagai Pemimpin Unit Kerja untuk waktu paling sedikit satu tahun, maka sejak 1 Februari 1995, Sinar Kasih dipimpin oleh dr. Yahya Wardoyo, SKM, yang dirangkap disamping tugas pokoknya sebagai Direktur Rumah Sakit Emanuel Klampok.
Pada periode ini terjadi beberapa perubahan besar dalam bidang pelayanan. Dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Banyumas, mulai tanggal 7 Juni 1995 Sinar Kasih membuka pelayanan rawat inap sebanyak 12 tempat tidur sebagai langkah menuju perkembangan menjadi Rumah Sakit Umum.
Bulan April 1996 Dewan Pengurus YAKKUM kembali mengangkat dr. Andreas W Natari menjadi Pemimpin Unit Kerja, mengingat tugas-tugas dr. Yahya Wardoyo sebagai Direktur RS Emanuel Klampok tidak mungkin dirangkap.
Panitia Pembangunan Rumah Sakit Sinar Kasih yang diangkat oleh Dewan Pengurus YAKKUM, berhasil menyelesaikan tahap pertama pembangunan Rumah Sakit Sinar Kasih, sehingga pada tanggal 5 Oktober 1996 oleh Panitia Pembangunan telah diserah terimakan kepada Pengurus YAKKUM Cabang Banyumas dan Pemimpin Unit Kerja, satu blok bangunan untuk perawatan terdiri atas 8 kamar untuk 16 tempat tidur. Blok bangunan tersebut digunakan untuk rawat inap kelas I dan II.
Kemudian tanggal 17 Mei 1999, kembali atas partisipasi jemaat gereja dan masyarakat Purwokerto, telah diserah terimakan oleh Panitia Pembangunan satu blok di sebelah utara bangunan yang telah ada, untuk digunakan sebagai ruang rawat inap kelas III-IV dengan kapasitas 25 tempat tidur. Dengan demikian, lengkaplah sudah syarat minimal perijinan operasional rumah sakit. Tahun 1999, tepatnya tanggal 31 Desember 1999, masa jabatan dr. Andreas W Natari telah selesai, dan pada tanggal 17 Januari 2000 Dewan Pengurus YAKKUM menetapkan dr. Sukarman sebagai Direktur Rumah Sakit Sinar Kasih untuk periode 2000-2003. Dokter Andreas W Natari pensiun pada tanggal 3 April 2001, dan tidak lagi menjadi karyawan YAKKUM.
Selanjutnya Rumah Sakit Sinar Kasih memasuki masa-masa pengembangan fisik dibawah kepemimpinan dr. Sukarman sebagai Direktur RS Sinar Kasih. Berkat partisipasi gereja dan masyarakat Purwokerto, kembali diserah terimakan sebuah kamar operasi oleh Panitia Pembangunan kepada RS Sinar Kasih untuk menambah kelengkapan pelayanannya. Jenis pelayanan rawat jalan dikembangkan dengan penambahan dokter-dokter spesialis dalam bentuk kerjasama sebagai dokter tamu, secara berangsur-angsur sampai pada periode kedua masa jabatan dr. Sukarman sebagai Direktur RS Sinar Kasih tahun 2003-2008.

Selasa, 01 Juni 2010

Demam Berdarah Dengue | The Yellow Fever Mosquito


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).

Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
  1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
  2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
  3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
  4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
  5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
  6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
  7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
  8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
  9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
  10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah. 
Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue           
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.

Pencegahan Penyakit Demam Berdarah  
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
  1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
  2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
  3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
  4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.   
Pengobatan Penyakit Demam Berdarah   
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
  • Paracetamol membantu menurunkan demam.
  • Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare.
  • Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder.
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.  

Inga... ingaaa... Segera periksakan ke dokter jika anda merasakan gejala DBD!!!    

Senin, 31 Mei 2010

Bahaya Tembakau Bagi Kesehatan (Health Dangers of Tobacco)


Tembakau sebagai komponen utama dalam rokok merupakan stimulan sistem saraf pusat . Tembakau terdiri atas ribuan komponen , dimana komponen utamanya terdiri atas nikotin , tar dan karbonmonoksida.
Nikotin
dengan cepat masuk kedalam otak begitu seseorang merokok . Kadar nikotin yang dihisap akan mampu menyebabkan kematian apabila kadarnya lebih dari 30 mg . Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin 0.1-1.2 mg nikotin . Dari jumlah tersebut , kadar nikotin yang masuk dalam peredaran darah tinggal 25 % , namun jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu 15 detik Tar bukanlah zat tunggal , terdiri atas ratusan bahan kimia gelap dan lengket , dan tergolong sebagai racun pembuat kanker . Seringkali , banyak pabrik rokok tidak mencantumkan kadar tar dan nikotin dalam kemasan rokok produksi mereka . Sebagai contoh , Sampoerna A Mild yang diklaim sebagai rokok ringan , mempunyai kadar tar sebesar 1.5 mg per batangnya. Karbon monoksida merupakan racun yang mengusir Oksigen dari ikatannya dengan haemoglobin dalam butir darah merah . Ikatan CO dengan Hb (COHb) akan membuat HB tidak bisa melepaskan ikatan CO dan sebagai akibatnya fungsi Hb sebagai pengangkut oksigen berkurang fungsinya dan hal ini menyebabkan kerja jantung semakin. 

Nikotin sebagai zat yang paling banyak dikaitkan dengan ketagihan pada rokok diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian ke jalur adrenergik sehingga membuat perokok akan merasa lebih tenang , nikmat , memacu sistem dopaminergik , dan merasa daya pikir lebih cemerlang . Sementara di jalur adrenergik , zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian yang mengeluarkan neurotransmiter serotonin . Meningkatnya serotonin inilah yang menyebabkan timbulnya rangsangan rasa senang untuk mencari rokok lagi . Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya . Rokok yang terbuat dari dari daun tembakau kering , kertas , zat perasa yang dapat dibentuk oleh elemen Carbon ( C) , elemen Hidrogen ( H), elemen Oksigen ( O) , elemen Nitrogen ( N) , elemen Sulfur ( S) dan elemen-elemen lain yang berjumlah kecil.

Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia sebagai CvHwOtNySzSi . Hal ini akan menimbulkan reaksi berbahaya rokok bagi kesehatan antara lain :

a) Reaksi rokok dengan oksigen yang membentuk senyawa-senyawa seperti CO2 , H2O , NOx, SOx, dan CO . Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembakaran yang terjadi temperatur tinggi yaitu diatas 800 derajat Celcius yang terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang mengalami kontak dengan udara .
Proses pembakaran rokok dapat dijelaskan dengan reaksi kimia CvHwOtNySzSi + O2 + pembakaran diatas 800 C menjadi CO2 + NOx + SOx + SiO2 ( abu ) .

b) Reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia kimia lainnya . Reaksi ini terjadi akibat pemanasan yang tinggi dan absennya Oksigen dalam reaksi ini . Reaksi ini lebih dikenal sebagai reaksi pirolisa . Pirolisa terjadi pada pembakaran yang lebih rendah dari 800 derajad Celcius ( sekitar 400 – 800 derajad Celcius ) .
Ciri khas pada reaksi pirolisa ini adalah terbentuknya ribuan senyawa kimia yang bersifat kompleks . Proses ini dapat dijelaskan dengan reaksi kimia CvHwOtNySzSi + pembakaran 400-800 C menjadi senyawa kimia lainnya ( 3000 molekul kompleks ) .
Meskipun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok , tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah . Reaksi pirolisa inilah yang sebenarnya merupakan reaksi yang paling berbahaya dalam proses merokok . Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup Oksigen , hal yang tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800 derajad Celcius langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37 derajad Celcius ,

c) Reaksi penguapan air uap air dan nikotin .
Reaksi yang berlangsung pada temperatur 100-400 derajad Celcius dimana nikotin yang menguap pada daerah temperatur ini tidak berkesempatan melalui temperatur yang tinggi dan tidak mengalami proses pembakaran . Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur , konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas . Apabila suhu kurang dari 100 derajad Celcius, maka nikotin sudah mengkondensasi , sehingga sebelum gas memasuki mulut , kondensasi nikotin sudah terjadi dan gas yang masuk kedalam paru-paru masih mengandung zat ini , dimana didalam paru-paru , nikotin akan mengalami kondensasi kembali . 

Diposting dalam rangka Hari Anti Tembakau Sedunia | Anti Tobacco Day - 31 Mei 2010

Pengertian, Definisi dan Cara Penularan / Penyebaran Virus HIV AIDS

A. Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
B. Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
C. Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine

We Can STOP HIV/AIDS

Tambahan :
Jangan mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan menjalani dengan ikhlas.

ABOUT HIV/AIDS . . .

Sejarah HIV/AIDS . . . 
Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang maka para peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh.

Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas)
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem dari tubuh yang melawan infeksi dan penyakit. Imunitas terjadi karena pada saat seseorang terinfeksi patogen yaitu agen penyebab penyakit, ada usaha tubuh untuk membinasakan semua patogen tersebut. Akhirnya terbentuklah zat imun atau antibodi. Berdasarkan hal inilah maka bila suatu ketika orang tersebut terinfeksi patogen yang sama maka tubuh telah mempunyai kemampuan untuk menghancurkannya.
Fungsi utama imunitas adalah mengenali setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh serta menghancurkannya. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh itu dikenal dengan nama antigen. Umumnya antigen tersusun atas protein yang mengandung substansi dari organisme lain, seperti toksin yang dihasilkan oleh virus dan bakteri. Suatu substansi yang merupakan suatu antigen untuk organisme lain.
Sel yang bertanggung jawab dalam respons imunitas adalah leukosit yaitu sel darah putih yang bersifat fagosit yaitu “memakan” kuman yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu jenis leukosit yang berperan dalam pembentukan antibodi adalah limfosit. Limfosit terbagi lagi menjadi dua, yaitu sel-T dan sel-B. Bila suatu antigen ada di tubuh, sel-T memprosesnya sehingga dapat dikenal oleh sel-B. Sel-B lalu menghasilkan antibodi yang cocok dengan antigen tertentu. Antibodi mengikat diri dalam antigen sehingga patogen lebih mudah diserang secara fagosit. Sekali tubuh menghasilkan antibodi terhadap suatu patogen tertentu, seterusnya memori sel-B dapat menghasilkan antibodi itu kapan saja terjadi serangan oleh patogen yang sama.

SEJARAH YAKKUM

Sejarah Organisasi

Pada 20 Mei 1899 di Yogyakarta, dengan dimotori oleh Dr. J. Gerrit Scheurer para misionaris dari Belanda meresmikan PETRONELLA ZIENKENHUIS yang sekarang dikenal sebagai RS Bethesda. Berdirinya RS tersebut akhirnya kemudian diikuti dengan berdirinya beberapa rumah sakit Kristen yang lain. Dalam perkembangannya, terutama setelah Indonesia merdeka, timbul kesadaran untuk mempererat persekutuan antar Rumah Sakit Kristen di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Akhirnya, pada tanggal 1 Februari 1950 terbentuk Jajasan Roemah-roemah Sakit Kristen di Djawa Tengah yang kemudian dikenal sebagai Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) sejak 15 September 1964, yang bernaung di bawah Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan GKI (Gereja Kristen Indonesia).


Ruang Lingkup Pelayanan Yakkum

 
Pada awalnya, Yakkum melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada aspek medik di rumah sakit (hospital oriented) saja. Namun, kemudian berkembang pada orientasi kesehatan masyarakat secara menyeluruh (comprehensive community health oriented). Dalam usaha mewujudkan tujuannya, Yakkum melakukan usaha pelayanan di bidang kesehatan yang menyeluruh, utuh, terpadu, dan berkesinambungan. Kegiatan tersebut meliputi upaya pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), dan peningkatan pendidikan (promotif). Untuk mendukung usaha tersebut, Yakkum melakukan usaha di bidang pengembangan dan pembangunan atau pemberdayaan masyarakat, bangsa dan negara yang meliputi pelayanan kepada masyarakat miskin dan tertinggal. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah :
Mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan serta aspek penunjangnya.
Mendirikan sarana dan menyelenggarakan pendidikan untuk tenaga kesehatan.


Tujuan dan Usaha


Sebagai lembaga pelayanan Kristen, bersifat sosial gerejawi, betujuan untuk mewujudkan damai sejahtera yang harus dirasakan manusia sebagai perwujudan kasih Allah dalam karunia karya penyelamatan-Nya dengan mengembalikan fungsi dan kedudukan manusia sebagai ciptaan menurut Gambar Allah, dalam hubungan yang serasi antara manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dengan lingkungan dalam keutuhan ciptaan Allah, khususnya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dalam proses pembangunan nasional, sehingga pelayanan YAKKUM dilaksanakan tanpa membedakan latar belakang suku, bangsa, agama, kepercayaan, golongan, budaya, sosial-ekonomi dan jenis kelamin.
Untuk mencapai tujuannya, YAKKUM melakukan usaha pelayanan di bidang kesehatan umum bersifat menyeluruh, utuh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi upaya pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, dan pendidikan.
Untuk mendukung usaha tersebut, YAKKUM melakukan usaha di bidang pengembangan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, meliputi pelayanan kepada masyarakat miskin dan tertinggal, dengan :

  1. Mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan serta penunjangnya.
  2. Mendirikan sarana dan menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan.

by DJ Hendra | Sources: http://www.yakkum.or.id | Christian Foundation for Public Health