Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang maka para peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas tubuh.
Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas)
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem dari tubuh yang melawan infeksi dan penyakit. Imunitas terjadi karena pada saat seseorang terinfeksi patogen yaitu agen penyebab penyakit, ada usaha tubuh untuk membinasakan semua patogen tersebut. Akhirnya terbentuklah zat imun atau antibodi. Berdasarkan hal inilah maka bila suatu ketika orang tersebut terinfeksi patogen yang sama maka tubuh telah mempunyai kemampuan untuk menghancurkannya.
Fungsi utama imunitas adalah mengenali setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh serta menghancurkannya. Benda asing yang masuk ke dalam tubuh itu dikenal dengan nama antigen. Umumnya antigen tersusun atas protein yang mengandung substansi dari organisme lain, seperti toksin yang dihasilkan oleh virus dan bakteri. Suatu substansi yang merupakan suatu antigen untuk organisme lain.
Sel yang bertanggung jawab dalam respons imunitas adalah leukosit yaitu sel darah putih yang bersifat fagosit yaitu “memakan” kuman yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu jenis leukosit yang berperan dalam pembentukan antibodi adalah limfosit. Limfosit terbagi lagi menjadi dua, yaitu sel-T dan sel-B. Bila suatu antigen ada di tubuh, sel-T memprosesnya sehingga dapat dikenal oleh sel-B. Sel-B lalu menghasilkan antibodi yang cocok dengan antigen tertentu. Antibodi mengikat diri dalam antigen sehingga patogen lebih mudah diserang secara fagosit. Sekali tubuh menghasilkan antibodi terhadap suatu patogen tertentu, seterusnya memori sel-B dapat menghasilkan antibodi itu kapan saja terjadi serangan oleh patogen yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar