Tembakau sebagai komponen utama dalam rokok merupakan stimulan sistem saraf pusat . Tembakau terdiri atas ribuan komponen , dimana komponen utamanya terdiri atas nikotin , tar dan karbonmonoksida.
Nikotin dengan cepat masuk kedalam otak begitu seseorang merokok . Kadar nikotin yang dihisap akan mampu menyebabkan kematian apabila kadarnya lebih dari 30 mg . Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin 0.1-1.2 mg nikotin . Dari jumlah tersebut , kadar nikotin yang masuk dalam peredaran darah tinggal 25 % , namun jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu 15 detik Tar bukanlah zat tunggal , terdiri atas ratusan bahan kimia gelap dan lengket , dan tergolong sebagai racun pembuat kanker . Seringkali , banyak pabrik rokok tidak mencantumkan kadar tar dan nikotin dalam kemasan rokok produksi mereka . Sebagai contoh , Sampoerna A Mild yang diklaim sebagai rokok ringan , mempunyai kadar tar sebesar 1.5 mg per batangnya. Karbon monoksida merupakan racun yang mengusir Oksigen dari ikatannya dengan haemoglobin dalam butir darah merah . Ikatan CO dengan Hb (COHb) akan membuat HB tidak bisa melepaskan ikatan CO dan sebagai akibatnya fungsi Hb sebagai pengangkut oksigen berkurang fungsinya dan hal ini menyebabkan kerja jantung semakin.
Nikotin dengan cepat masuk kedalam otak begitu seseorang merokok . Kadar nikotin yang dihisap akan mampu menyebabkan kematian apabila kadarnya lebih dari 30 mg . Setiap batang rokok rata-rata mengandung nikotin 0.1-1.2 mg nikotin . Dari jumlah tersebut , kadar nikotin yang masuk dalam peredaran darah tinggal 25 % , namun jumlah yang kecil itu mampu mencapai otak dalam waktu 15 detik Tar bukanlah zat tunggal , terdiri atas ratusan bahan kimia gelap dan lengket , dan tergolong sebagai racun pembuat kanker . Seringkali , banyak pabrik rokok tidak mencantumkan kadar tar dan nikotin dalam kemasan rokok produksi mereka . Sebagai contoh , Sampoerna A Mild yang diklaim sebagai rokok ringan , mempunyai kadar tar sebesar 1.5 mg per batangnya. Karbon monoksida merupakan racun yang mengusir Oksigen dari ikatannya dengan haemoglobin dalam butir darah merah . Ikatan CO dengan Hb (COHb) akan membuat HB tidak bisa melepaskan ikatan CO dan sebagai akibatnya fungsi Hb sebagai pengangkut oksigen berkurang fungsinya dan hal ini menyebabkan kerja jantung semakin.
Nikotin sebagai zat yang paling banyak dikaitkan dengan ketagihan pada rokok diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian ke jalur adrenergik sehingga membuat perokok akan merasa lebih tenang , nikmat , memacu sistem dopaminergik , dan merasa daya pikir lebih cemerlang . Sementara di jalur adrenergik , zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian yang mengeluarkan neurotransmiter serotonin . Meningkatnya serotonin inilah yang menyebabkan timbulnya rangsangan rasa senang untuk mencari rokok lagi . Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat lainnya . Rokok yang terbuat dari dari daun tembakau kering , kertas , zat perasa yang dapat dibentuk oleh elemen Carbon ( C) , elemen Hidrogen ( H), elemen Oksigen ( O) , elemen Nitrogen ( N) , elemen Sulfur ( S) dan elemen-elemen lain yang berjumlah kecil.
Rokok secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia sebagai CvHwOtNySzSi . Hal ini akan menimbulkan reaksi berbahaya rokok bagi kesehatan antara lain :
a) Reaksi rokok dengan oksigen yang membentuk senyawa-senyawa seperti CO2 , H2O , NOx, SOx, dan CO . Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembakaran yang terjadi temperatur tinggi yaitu diatas 800 derajat Celcius yang terjadi pada bagian ujung atau permukaan rokok yang mengalami kontak dengan udara .
Proses pembakaran rokok dapat dijelaskan dengan reaksi kimia CvHwOtNySzSi + O2 + pembakaran diatas 800 C menjadi CO2 + NOx + SOx + SiO2 ( abu ) .
Proses pembakaran rokok dapat dijelaskan dengan reaksi kimia CvHwOtNySzSi + O2 + pembakaran diatas 800 C menjadi CO2 + NOx + SOx + SiO2 ( abu ) .
b) Reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia kimia lainnya . Reaksi ini terjadi akibat pemanasan yang tinggi dan absennya Oksigen dalam reaksi ini . Reaksi ini lebih dikenal sebagai reaksi pirolisa . Pirolisa terjadi pada pembakaran yang lebih rendah dari 800 derajad Celcius ( sekitar 400 – 800 derajad Celcius ) .
Ciri khas pada reaksi pirolisa ini adalah terbentuknya ribuan senyawa kimia yang bersifat kompleks . Proses ini dapat dijelaskan dengan reaksi kimia CvHwOtNySzSi + pembakaran 400-800 C menjadi senyawa kimia lainnya ( 3000 molekul kompleks ) .
Meskipun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok , tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah . Reaksi pirolisa inilah yang sebenarnya merupakan reaksi yang paling berbahaya dalam proses merokok . Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup Oksigen , hal yang tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800 derajad Celcius langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37 derajad Celcius ,
Ciri khas pada reaksi pirolisa ini adalah terbentuknya ribuan senyawa kimia yang bersifat kompleks . Proses ini dapat dijelaskan dengan reaksi kimia CvHwOtNySzSi + pembakaran 400-800 C menjadi senyawa kimia lainnya ( 3000 molekul kompleks ) .
Meskipun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok , tetapi banyak senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa beracun yang mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah . Reaksi pirolisa inilah yang sebenarnya merupakan reaksi yang paling berbahaya dalam proses merokok . Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup Oksigen , hal yang tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800 derajad Celcius langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37 derajad Celcius ,
c) Reaksi penguapan air uap air dan nikotin .
Reaksi yang berlangsung pada temperatur 100-400 derajad Celcius dimana nikotin yang menguap pada daerah temperatur ini tidak berkesempatan melalui temperatur yang tinggi dan tidak mengalami proses pembakaran . Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur , konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas . Apabila suhu kurang dari 100 derajad Celcius, maka nikotin sudah mengkondensasi , sehingga sebelum gas memasuki mulut , kondensasi nikotin sudah terjadi dan gas yang masuk kedalam paru-paru masih mengandung zat ini , dimana didalam paru-paru , nikotin akan mengalami kondensasi kembali .
Reaksi yang berlangsung pada temperatur 100-400 derajad Celcius dimana nikotin yang menguap pada daerah temperatur ini tidak berkesempatan melalui temperatur yang tinggi dan tidak mengalami proses pembakaran . Terkondensasinya uap nikotin dalam gas tergantung pada temperatur , konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri saluran yang dilewati gas . Apabila suhu kurang dari 100 derajad Celcius, maka nikotin sudah mengkondensasi , sehingga sebelum gas memasuki mulut , kondensasi nikotin sudah terjadi dan gas yang masuk kedalam paru-paru masih mengandung zat ini , dimana didalam paru-paru , nikotin akan mengalami kondensasi kembali .
Diposting dalam rangka Hari Anti Tembakau Sedunia | Anti Tobacco Day - 31 Mei 2010
Wahhhh... mengerikan sekali yaa... Usaha berhenti merokok ahhh... amen.
BalasHapus